Pernah
nggak kamu punya teman yang belum apa-apa udah bilang nggak bisa waktu
disodorkan tugas untuk mengerjakan sesuatu?
Atau
buru-buru nolak ketika ada teman lain yang meminta bantuannya padahal
sebenarnya nyata-nyata dia bisa ngelakuin itu semua?
Bete,
pasti itu yang kita rasakan ketika bertemu teman yang seperti ini. Atau, malah
jangan-jangan kita yang seperti ini?! Whuyy… nyebelin juga ya.
Percaya
atau nggak, kadang-kadang kita juga seperti ini. Kadang-kadang atau keseringan
ya? Hehe… nggak penting deh tapi yang penting, gimana caranya supaya kita nggak
jadi orang yang nyebelin dengan sedikit-sedikit ngomong nggak bisa.
Seringkali
kata nggak bisa itu timbul dari berbagai faktor di dalam diri kita. Entah
memang benar-benar nggak bisa karena nggak punya keahlian atau pengetahuan yang
berkaitan dengan masalah yang ditugaskan, entah karena terlalu sibuk, malas,
atau malah nggak percaya diri.
Hati-hati,
semua faktor di atas, sama-sama membuat kita mandek alias nggak mampu mengembangkan
potensi yang kita miliki, membuat kita dijauhi oleh orang lain, dan membuat
kita nantinya akan sulit mendapat pertolongan orang lain di saat kita
benar-benar nggak bisa melakukannya sendiri. Satu persatu akan kita bahas
gimana cara mengatasinya.
Terus Belajar
Yang
pertama, jika kamu memang nggak ngerti gimana cara melakukannya maka jangan
segan untuk belajar. Karena, orang yang berilmu bukan orang yang sudah banyak
belajar tetapi justru orang yang tak pernah berhenti belajar.
So,
kalau kamu memang benar-benar belum tahu bagaimana cara melakukannya, maka
belajarlah dari orang yang mengetahuinya. Kalau terlalu sibuk? Masa sih? Coba
pilah-pilih lagi mana yang benar-benar harus kita kerjakan mana yang sebenarnya
nggak perlu dikerjakan.
Contoh,
yang benar-benar perlu dikerjakan adalah bantuin ibu bersihkan rumah dan yang
nggak penting adalah nonton drama Korea yang melo abis itu. Malas? Whaa… ini
mah benar-benar nggak boleh ada dalam kamus remaja Muslim, Sob!
Rasulullah
SAW aja cuma benar-benar istirahat ketika shalat. Lha gimana kabarnya dengan
kita yang biasa memanjakan diri dengan dengerin radio berjam-jam sambil
tidur-tiduran. Harus mulai dirubah dari sekarang nih, Fren!
Gimana
kalau nggak pede? Hmm… ini juga harus dirombak dari sekarang. Coba deh simak
kisahnya seorang Abdullah bin Ummi Maktum sahabat Rasulullah Saw yang cacat.
Beliau itu luar biasa semangatnya. Biarpun matanya buta tapi beliau kekeuh
sumekeuh untuk bisa pergi perang bersama Rasulullah Saw.
Padahal,
Rasulullah sudah memberi keringanan untuknya tidak pergi berperang, tapi beliau
memang lebih cinta bisa berbuat sesuatu dibanding diam di rumah sementara orang
lain pergi ke medan perang. Nah, bila Abdullah bin Ummi Maktum RA yang
buta saja bisa berbuat banyak, pergi ke medan perang dan akhirnya gugur sebagai
syuhada, lalu kita yang normal tentu bisa berbuat lebih darinya bukan?
Atau,
simaklah kata-kata Hellen Keller, seorang politikus, penulis, dan dosen Amerika
yang buta berikut ini, “I’am only one but I am still one. I cannot do everything
but still I can do something. And because I cannot do everything, I will not
refuse to do the something that I can do.”
Prestasi
Helen Keller memang tidak sebanding dengan kemuliaan Abdullah bin Ummi Maktum
ra tapi semangat keduanya untuk melakukan yang terbaik dengan keterbatasannya,
seharusnya dapat menjadi contoh bagi kita yang “baik-baik” saja. Kembangkanlah
dalam pikiran kita bahwa kita pasti bisa.
Karunia Allah SWT
Agar
pikiran dan semangat “pasti bisa” ini bisa berkembang terus-menerus dalam benakmu
maka bergaulah dengan orang-orang yang juga berpikiran positif dan tak berhenti
mengembangkan potensi.
Ingatlah
bahwa Allah SWT telah berfirman, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” QS. Ath-Thin ayat 4 Dengan demikian, kita juga
pasti telah diciptakan Allah dengan berjuta potensi dan berjuta kemampuan yang
tinggal dibuktikan. Lalu, bagaimana bisa membuktikannya, kalau belum apa-apa
sudah bilang tidak bisa?
Sekarang
waktunya Sob, untuk membuktikan pada Allah SWT bahwa kita nggak menyia-nyiakan
kemampuan yang telah dikaruniakan-Nya dan kita bersyukur atas karunia tersebut.
Supaya
lebih manteb, bacalah buku-buku pengembangan diri dan biografi orang-orang
sukses. Ketahuilah bahwa mereka juga dulu sama “lucu-lucunya” seperti
kita, sama-sama banyak melakukan kesalahan. Namun, mereka terus mencoba dan
pantang bilang nggak bisa.
Satu
hal yang terpenting, setiap hal yang akan dilakukan memiliki dua kemungkinan;
gagal atau berhasil.
Tapi,
kita nggak akan merasakan indahnya keberhasilan kalau kita tak pernah
mencobanya dan kita tak akan pernah mengambil pelajaran dari kegagalan kalau
kita juga tak pernah mencobanya.
So,
gagal atau berhasil, tetap bermanfaat bagi kita ‘kan? Let’s, do it!
| Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar